Selasa, 30 Oktober 2007

Majulah Negeriku Tercinta, Indonesia…

Negeriku Indonesia, konon kabarnya termasuk negara berkembang. Sepanjang yang daku rasakan, bukannya berkembang terus jadi pentil lalu berbuah, tetapi sebaliknya malah jadi Negara Terbelakang. Ada apa gerangan penyebabnya?

Karena kecintaanku kepada negeri ini serta demi kemajuan negeriku tercinta, simaklah Faktor2 Penyebab serta tips2 dibawah ini;

Faktor Pertama, bangsa Indonesia, konon menurut letak geografis hanya memungkinkan “cuma” punya 2 musim, yaitu hujan dan kemarau (sebenernya sih banyak ikutannya, antara lain musim duren, rambutan, mangga, musim korupsi, musim paceklik, dsb. hik…hik…hikkkk). Tapi justru karena cuma mempunyai 2 musim tersebut itulah yang menjadi salah satu faktor bodohnya bangsa ini.
Coba kita bandingkan dengan negara2 yang mempunyai musim lebih dari dua. Otomatis cara berfikir mereka akan jauh lebih kritis secara alamiah. Bagaimana tidak…. mereka harus berfikir 4 kali dalam setahun, sementara bangsa kita hanya 2 kali setahun, ya beginilah jadinya. Kalau gak percaya, coba teliti negara2 yang terletak persis atau di sekitar garis katulistiwa, negara manakah yang maju….???. kalau ada… patut dicontoh tuh negara.

Faktor kedua, adalah bangsa kita terlalu bangga dengan keragaman budaya. Bangga boleh saja, tapi pilih2 donk budaya mana yang patut dibanggakan. Sementara di negeri kita ini, kebanyakan budayanya budaya ortodoks yang sudah lekang dimakan jaman, alias budaya jahilliyah.
Daku jadi pernah malu dengan hal ini. Ceritanya sekitar tahun 80-an daku pergi ke Yogyakarta. Disana daku bertemu seorang perempuan muda turis asing berkebangsaan Jerman. Di salah satu topik obrolan kita, keluarlah ungkapan pribadi darinya, dia mengatakan bahwa tidak hanya Indonesia yang mempunyai keragaman budaya, di Jerman pun sama… tetapi mereka tidak terlalu peduli dan tidak merasa bangga berlebihan dengan hal itu. Sebaliknya, dengan melihat tingkah macam2 dari penduduk kita (dia sudah melancong ke beberapa kota dan daerah di Indonesia), dia bisa menarik kesimpulan, bahwa itulah salah satu faktor yang menghambat kemajuan sebuah negara.
Selidik punya selidik, ternyata beliau adalah seorang budayawati di negaranya.

Faktor ketiga, adalah kita sudah terlanjur salah memilih penjajah …. Yang jadi pertanyaan, kenapa kita mau dijajah Belanda?…. sampai 350 tahun lagi…. Bettttaaahhh ammmaaaattt….. Kita kan tau, nyang namanya Belanda terkenal dengan politik Devide Et Impera, jadi segala macam dibelah-belah sama mereka. Trus dijajah jepang, Cuma sayang terlalu sebentar…. Lama dikiiiiittt aja….., kan lumayan bisa nularin etos kerja yang tinggi pada bangsa kita.
Dari hal sejarah kebangsaan, kesimpulan yang bisa ditarik adalah, seyogyanya kita kembali memilih penjajah yang KREDIBEL…. Caranya…??. Ya…kontrakkin aja ni negara… sama Inggris kek, Jerman kek…atau apalah (yang penting jangan Belanda lagi, itu namanya gak kapok2…), 30 tahun juga cukup buat belajar, sekalian ngabisin generasi korup….jadi lumayan kan…?, dapet duit kontrakkan sekaligus sambil belajar gimana mengelola negara dengan efisien, baik dan benar.
Kalau itu benar terjadi, jangan sampai ada seorangpun dari bangsa kita yang terlibat ikut mengelola negara. Atau paling tidak (kalau ngotot pengen), kasih lah jabatan setingkat ketua RT…. Itupun harus diawasi super ketat oleh kontraktor.

Faktor kempat, dari segi penerapan hukum, karena bangsa ini mayoritas beragama ISLAM, jadi sepatutnya hukum Islamlah yang harus ada di negeri ini. Maaf, daku tidak menganjurkan jadi negara Islam, karena hal itu belum/tidak memungkinkan.
Daku menilai dari segi hukum, bangsa kita kalau dilihat dari Al-Qur’an, adalah termasuk bangsa yang DZOLIM, KAFIR, KEPARAT dan SOK TAHU…. Merasa punya hukum yang lebih hebat dari hukum Allah SWT., itupun cuma warisan Kolonial.
Karena di negeri kita terdiri dari berbagai suku, agama dan kebudayaan, maka solusi yang ingin daku kemukakan di bidang hukum adalah;
Adopsi hukum2 Islam (Hukum Syariat Islam), baik pidana maupun perdata… terapkan khusus bagi orang WNI yang beragama Islam dan/atau kepada orang2 yang berhubungan dengan orang Islam itu sendiri, misalnya karena hubungan pernikahan, pekerjaan dan lain sebagainya.
Bagi orang2 yang beragama Non-Islam, bilamana antar mereka berperkara, maka dikenakan Hukum Nasional.
Jadi kesimpulannya, negara kita menganut hukum ganda, yaitu HUKUM SYARIAT ISLAM dan HUKUM NASIONAL. Dengan cara ini, diharapkan dan pasti tercipta keadilan dan kebenaran bagi seluruh rakyat.
Daku jadi sungguh2 merenung, mungkin karena kita sudah berani menyepelekan hukum tuhan, jadi benar2 bangsa ini seperti dikutuk. Coba kita ingat2…. Krismon akut, bencana bertubi-tubi serta banyak orang tolol yang berusaha hidup dengan korup. Ya Allah…. Hanya kepadaMU kami berserah diri.

Faktor Kelima sekaligus terakhir, bahwasanya semua anak bangsa ini harus sehat dan pinter, Yang pertama tentu harus sehat dulu untuk jadi orang pinter, lagipula orang lapar dan kurang gizi, mana bisa jadi pinter walau dijejali teori2 canggih.
Yang jadi masalah, pemerintah kita tidak mempunyai I’tikad baik dalam memajukan generasi penerusnya, bisa kita lihat dengan minimnya anggaran pendidikan. Mereka cuma beranggapan akan selamanya jadi pimpinan, sehingga tidak perlu membuat anak bangsa jadi pinter, karena akan merusak kelangsungan periuk nasi para pemimpin. Bukankah prilaku ini menunjukkan betapa bodohnya para pemimpin bangsa ini?!.

Itulah sementara tips2 dari daku yang sungguh mencintai negeri ini. Daku tidak rela bangsa ini dipimpin oleh orang bodoh nan serakah dan bermental koruptor. Wassalam.